Mahasiswa Berkebutuhan Khusus

Hampir tiap minggu "digantoli" mahasiswa expert tingkat akhir. Mengakrabkan diri bergaul berteman. Tersirat agar aku bisa menjadi helper dari barisan coding skripsweetnya. Tak ada masalah. Saya dengan senang hati bisa menjadi helper untuk mahasiswa tingkat akhir maupun teman-teman seangkatan serta para adik-adik kelas. 
Yang saya prihatin kan cuma 1. Ternyata beberapa orang yang saya coba menjadi code helper untuk mereka, ada yang benar-benar zonk tidak bisa pemrograman. Terkhusus untuk yang tingkat akhir.
Coba bayangkan betapa sulitnya untuk mengganti judul pada header saja belum mampu.
Sebenarnya apa yang mereka peroleh dan ditekankan selama 3-4 tahun ini ? Apakah ilmu pengetahuan tentang agama seperti ilmunya para ulama ? Sepertinya tidak, soalnya ilmu agama di perkuliahan cuma 1 sks yang berarti -+ 50 menit dalam seminggu. Ya itu juga kadang masuk kadang nggak ilmunya, kadang telat masuk kelas. Menurut saya ilmunya kurang untuk menjadi seorang ulama. 
Apakah saking sibuknya dengan bisnisnya sehingga tak terkonsentrasi dalam menyerap ilmu kuliah ?
Ah, sepertinya juga tidak, masih minta uang saku emak.
Ketika saya tanya mengapa sampai zonk tentang pemrograman ? 
"Gak punya laptop, gak punya komputer" jawabnya. 
Saya coba tengok teman-teman jaman SMK dulu. Sama seperti kakak tingkat akhir kok, sama-sama ada yang belum punya laptop maupun komputer sampai lulus. Tapi mereka bisa pemrograman. Memanfaatkan dengan penuh lab komputer sekolah, pinjam laptop teman yang sedang tidak dipakai dan lain-lainnya. Ujian prakteknya pun sukses bisa dilaluinya.
Hmmm... Saya jadi curiga. Jangan-jangan kuliah nya nggak niat nih. Waktunya terbuang sia-sia tanpa memperoleh manfaat. 
Emmm... Atau jangan-jangan sang dosen kurang begitu ngena menyampaikan materi sehingga sang mahasiswa tidak begitu memahaminya. 🤔🤔🤔

Ah... Mau segaje apapun dosennya, seenggak punya apapun perangkat keras nya, kalau memang niat ingin belajar, pasti dan pasti bisa lah untuk membuat CRUD basic, jangan sampai buat index aja nggak bisa. Untuk yang sudah masuk tingkat akhir dan merasa salah jurusan, nikmati saja kesalahan jurusanmu, pasti ada hikmahnya kok. Jangan putus asa. Tetap semangat mempelajarinya, ilmu di perkuliahan memang kurang greget maka explore lah belajar otodidak mandiri atau bisa bersama komunitas 😊.

Comments

Popular posts from this blog

Grafika Komputer

Tradisi Ruwatan Rambut Gembel Dieng, Wonosobo