Mengerikannya Upload Foto Selfie

Saya pastikan, InsyaAllah orang yang punya hape berkamera pasti sudah pernah yang namanya foto diri sendiri atau biasa disebut selfie. Adanya kamera dalam hape membuat keringkasan sendiri, ringkas waktu ringkas alat juga, Kita jadi tak perlu mengantri di sebuah studio foto, asal hape hidup langsung jepret saja dan tak perlu dibuat repot dengan peralatan kamera yang berat juga. Selfie sendiri merupakan kegiatan berfoto diri untuk mengabadikan sebuah momen, dimana momen dirinya yang dianggap sedang terlihat cantik atau ganteng, atau memang jiwa-jiwa narsis dalam diri seseorang yang begitu berapi-api, atau  kadang ya selfie sebagai penghilang kebosanan jadi iseng-iseng aja selfie seperti saya ini (tapi untuk konsumsi pribadi, bukan publik) . Sayapun tak begitu suka dengan yang namanya selfie, malah lebih suka growfie. Karena dengan growfie bisa menangkap begitu banyak objek serta momen yang kadang tak terlupakan. 
Di era kenarsisan yang begitu merajalela ini tak elak media sosial menjadi bahan untuk menampung berbagai macam foto selfie. Yang kadang ketika saya buka media sosial contohnya facebook dan coba scroll scroll kebawah keatas ada saja foto yang berkeliaran di timeline. Melihat banyaknya tebaran foto selfie yang menjadi konsumsi publik, membuat saya mengernyitkan dahi. Anggapan beberapa orang tentang selfie dan mengupload foto ke media sosial jelas berbeda-beda. Mungkin ada yang menurutnya menjadi sebuah "keakuan" inilah saya dan eksistensi saya, atau sedang menampakkan status secara realtime, mencari perhatian agar ada yang terpaut dan banjir pujian, ingin menyimpan galeri di medsos atau bahkan menjadi sebuah keisengan saja.
Ada yang menjadi musabab menjadikan keprihatinan saya kepada para uploader foto selfie. Dimana mereka kadang tidak sadar tentang sebuah kelabilan, kemaksiatan dan kealayan mereka. Dianggap labil dan alay karena tiap menit upload foto, ganteng dikit cekrek upload, cantik dikit cekrek, heboh dikit jepret upload. Fotopun yang diupload sudah berupa file editan, hingga rupa diri sendiri menjadi lebih dari yang aslinya, membuat mata tertipu. Dan untuk beberapa wanita yang secara tidak sadar menebar kecantikannya sembari menambah caption "wahnya", ada hal tersirat yang secara diam-diam menjadi sebuah "mungkin" kemaksiatan mata bagi non mahram. Sering saya mengamati teman-teman laki-laki ketika melihat sebuah foto selfie cewek. Mereka yang melihat foto tersebut bergerombol sambil bilang "mantepp ayune" atau bahkan kata-kata yang maaf menjadi tak senonoh untuk di dengar. Foto cantiknya diam-diam mengundang syaitan dan tak terasa menjadi amal jariyah buruk. Tidak langsung menjudge berdosa, hanya marilah kita berinstropeksi diri tentang bahayanya selfie yang kadang kitapun tak sadar efek terhadap diri kita. 
Ya persepsi orang berbeda-beda dan inilah persepsi saya. :)

Comments

Popular posts from this blog

Grafika Komputer

Tradisi Ruwatan Rambut Gembel Dieng, Wonosobo