20 Februari 1996

Tanggal apakah itu ?
hmmm... itu tanggal 1 Syawal 1416 Hijriah, Hari Raya Idul Fitri tempo dulu 
Juga bertepatan dengan lahirnya diriku ini ke dunia.

Oh Ibuku waktu itu sedang berjuang sekuat tenaga melahirkan bayi ditanggal tersebut, dipagi hari sampai rela meninggalkan sholat Ied. Memaksa dan membuat sakit Ibu, yang dipikirkan hanyalah bagaimana agar bayi yang dikandung bisa lahir dengan selamat dan lancar serta normal. Dan taraaaaa.... tangisan bayi itu memekakan telinga seisi ruangan. Hadir menambah jumlah anggota keluarga. Semua senang semua bahagia semua lega. 
Terimakasih Ibu :)

Pada hari ini tanggal itu terulang lagi. Genap berusia 22 tahun bayi tersebut. Sudah bukan bayi lagi, hari ini bayi tersebut sudah menginjak remaja menuju dewasa, tak terasa sudah besar. Di hari sebelumnya sang Ibu mengucapkan selamat, memberikan sebuah kado istimewa dan banyak memberikan do'a kepadaku, padahal sudah kuingatkan saat itu masih tanggal 19, tapi dihiraukan saja. Dan pagi tadi Ibu mengulangi ucapan dan do'a waktu kemarin lagi. Oh Ibu, sungguhlah do'amu yang kuharapkan, bukan kado bukan pula yang lain. Ucapan selamat dan do'a diikuti keluarga seisi rumah. Terimakasih keluargaku :)

Pagi ini masih dengan kegiatan biasanya, agenda yang mungkin monoton masih menjadi makananku, Alhamdulillah sebuah rezeki yang patut disyukuri. Dihari tahun yang terulang ini, tak ada yang beda, semua biasa saja, itu yang kuharap. Karena hari ini, inginku menjadi pengingat tentang sebuah perjuangan hidup, bermuhasabah diri. Dan tak disangka, banyak teman yang mengucapkan via pesan media sosial. Merekapun banyak yang mengingat tanggal kelahiranku dan tak lupa juga mengingatkan untuk acara syukuran makan-makan, kujawab saja "Semoga lain waktu kita bisa syukuran". Waktu tak terasa sudah menuju "penther", waktunya aku persiapan untuk belajar bersama dengan teman-teman tingkat highschool. Sampai di sekolah biasa saja, tak ada yang beda sampai akhirnya ada salah guru megucapkan selamat dan mendo'akanku. Dan teman-teman highschool pun ikut-ikutan mengucapkan dan tak lupa juga mengingatkan bahwa kantinnya dekat dengan ruangan yang kita tempati. Terimakasih :)

Diasyiknya belajar bersama teman-teman, akupun teringat ada janjian dengan Pak Dosen, janjian yang awalnya tak jadi yang akhirnya jadi bisa bertemu, walau sedikit pemaksaan dari diriku, hehe maaf pak. Perjanjian awalnya jam 10 akhirnya bertemu jam 12.30 karena akupun baru bisa keluar sekolah di jam itu. Jam 12.00 tancap gas, sampai kampus dan bertemu dengan pak Dosen dengan keperluan yang dimaksud. Tak perlu lama bertemu, sampai jam 13.00 selesai, keluar sambil ku bawa jajan yang diberi pak Dosen tadi sewaktu sedang bimbingan. Beliau suka ngeborong dagangan orang, jadi sudah biasa ketika ada mahasiswa yang sedang bimbingan di ruangannya ataupun ketemu diluar ruangan kadang pas ketemu dapat buah tangan, apapun itu. Terimakasih pak Dosen :)

Sebelum keluar sekolah sebenarnya aku sudah janjian dengan Abang, mau menemani Abang makan siang. Selesai urusan dengan pak Dosen, waktunya menemani Abang makan di tempat bersejarah itu lagi. Tak berselang lama datanglah Abang dengan senyumnya yang khas. Akupun sedikit terpana malu. Sambil menunggu pesanan datang yang sedikit lama dan lama banget, kami ngobrol banyak. Aku sedikit gugup ketika ngobrol, entah kenapa akupun tak tau. Sampai minuman Abang habis baru datanglah pesanannya, tak lupa Abang minta gelasnya diisi air lagi, kupikir "Abang sedang kehausan 😄". Waktunya kami makan, serasa ada yang kurang ketika kulihat menu makannya, kucoba tengok kanan kiri depan belakang. Apa yang kucari ? kecap, ya, kucari kecap biar semakin yahuttt ketika menyantap. Dengan pertolongan Abang, si pelayan datang memberikan gelas yang sudah terisi lagi, sambil Abang meminta kecap. Kutunggu kecapnya dan datanglah pelayan dengan membawakan kecap, yang bagus lagi bukan kecap botol plastik bukan pula kecap sachet biasa, yang datang adalah kecap botol kaca gedhe, setdahhh batinku. Ah sudahlah kupinggirkan saja botol kecap itu, tak kuat tanganku untuk sekedar mengangkat kecapnya, karena bisep trisepku sedang butuh perhatian untuk istirahat a.k.a lengan kananku pegal tak karuan. Pertolongan dari Abang pun datang lagi untuk menambah kecap ke makananku (momen sosweet batinku), tapi ku tolak saja karena Abang sudah makan, nanti jadi ganggu Abang makan dan belum waktunya juga. Makan-makan-makan ... Abang tau tau udah selesai makan, padahal dipiringku masih setengah porsi, "Bang, ini Abang yang cepet banget makannya, apa aku yang slow motion nih makannya" batinku lagi. Tak lama akhirnya aku menyusuli piring kosongnya Abang, walau masih ada kerupuk yang belum sempat ku makan, takut kelamaan barangkali Abang mau ada acara lagi. Selesai makan, tiba-tiba Abang menyodorkan sebuah kotak dengan balutan kertas kado batik, sambil mengucapkan "BarakAllah fii umrik", ah Abang sosweet macam apalagi ini. Ucapan selamat dan do'a keluar dari lisan Abang. Oh sungguh bang, akupun tak berharap kado, sebuah do'a saja sudah lebih dari cukup dan luar biasa. Kusimpan kado itu ke dalam tas. Sedikit ngobrol dan akhirnya kami putuskan untuk balik ke tujuan masing-masing. Ku balik lagi ke kampus dan Abang balik lagi ke sekolah. Rencana ke kampus lagi mau bertemu lagi dengan Pak Dosen, tapi ternyata beliau pun tak ada di ruangan, ku lanjut saja perjalan pulang ke rumah. 

Sampai di rumah kubuka kado istimewa itu. Ada yang menggemaskan ketika ku buka kado itu. Ku buka kertas kadonya kulihat kotak bertulis mikrotik, kupikir ini isinya sebuah alat jaringan, "mantapp deh bisa dibawa pas KPM nanti". Kubuka isinya, ternyata isinya sebuah kotak bergambar peci, kupikir "ini Abang sedang ngerjain aku nih 😅". Kubuka isinya lagi, nah ada kotak lagi bergambar mouse, "pasti ini isinya mouse nih". Kubuka isinya lagi lagi, walah isinya sebuah kotakan warna putih, kupikir "ini sepertinya isinya spinner kecil". Kubuka isinya lagi lagi lagi, dari dalam kotak kecil putih ada sebuah kapsul entah isinya apa, ku batin "ini sepertinya kapsul lipstik", "ah masa Abang ngasih lipstik sih, buat apa coba". Dan sampai akhirnya kubuka perlahan kapsulnya, kulihat kuamati isi kapsul itu, ada yang aneh kenapa isinya plastik, kuambil plastik tersebut dan ternyata isinya adalah hal yang tak pernah terpikirkan sama sekali oleh diriku. "Bang aku kaget, aku tak bisa berucap apa-apa, kuucap Alhamdulillah, terimakasih banyak bang atas segalanya :) ". Abang selalu sukses membuatku terpana :).

Ighfirli Ya Rabb 
Terimakasih banyak atas segalaNya. 
Do'aku semoga menjadi insan yang lebih baik lagi dari sebelumnya, menjadi orang beruntung dijalanMu, teguhkan hati diatas agamaMu, sholehahkanlah diriku ini dan lancarkan semua urusan dunia akhirat, serta untuk orang tuaku dan semua orang terdekatku, aamiin. 

Comments

Popular posts from this blog

Grafika Komputer

Tradisi Ruwatan Rambut Gembel Dieng, Wonosobo