Posts

Showing posts from March, 2017

Catatan di Penghujung Bulan Maret

Begitu cepat kurasa, hari demi hari yang kulalui. Serasa baru saja kemarin berdoa untuk harapan di bulan ini. Tak terasa sudah dipenghujung bulan. Bulan ganjil berarti tepat berisi 31 hari. Esok adalah tanggal 30. Banyak cerita yang sudah ku dapat. Dari harapan yang tercapai sampai yang belum tercapai, dari yang buruk sampai yang membahagiakan, dari diam sampai galau tak menentu, dari yang tak kenal menjadi kenal dan masih banyak lagi cerita lainnya. Bulan yang penuh hikmah disepanjang cerita hidup yang kulalui. - Awal bulan yang masih berkutat dengan beberapa pekerjaan walaupun diposisi libur kuliah. Libur kuliah bukan berarti libur ngapa-ngapain. Malah ini adalah kesempatan dimana saya bisa mencari sesuatu yang belum tentu teman-teman seperjuangan saya bisa mendapatkan kesempatan tersebut. Benar-benar saya manfaatkan untuk menambah pengalaman hidup. - Dipertengahan bulan, saya mendapatkan rezeki yang tak terduga. Dengan sepele Allah memberikan kesempatan untuk saya, sehingga saya bi

Dosen Wali

Apalah arti mahasiswa tanpa dosen wali. Dosen wali ibarat dalam kehidupan kita adalah sebagai orang tua kedua setelah bapak ibu kandung. Atau kata lain orang tua di kampus dengan banyak anak. Alhamdulillah di kampus ini saya mendapatkan dosen wali yang begitu membimbing anak-anaknya. Bertanggung jawab melaksanakan berbagai tugas dari dosen wali. Mulai dari pertemuan rutin tiap semester untuk evaluasi semester yang baru selesai, membahas semester yang akan datang, memberikan motivasi kepada mahasiswa, ikut menyelesaikan masalah mahasiswa lingkup kampus, sampai mendengarkan curhatan mahasiswa, dll masih banyak lagi. Tak elak saya juga sering curhat kepada dosen wali saya. Dari perihal kuliah sampai asmara. Asmara disini bukan saya jatuh cinta sama dosen wali saya lho ya wkwkwk. Ya, apapun yang belum kunjung mendapat solusi, sering saya konsultasikan kepada dosen wali saya. Daripada saya harus jungkir balik mikir bagaimana menyelesaikannya sendiri. Karena manusia adalah makhluk sosial ya

Kuliah Kilat

Minggu pertama masuk kuliah. Hari Senin ini saya tidak ada jadwal kuliah. Jadwal kuliah ada di hari Selasa - Jum'at, 4 hari. Sesuai dengan kesepakatan teman-teman rombongan ku. Hari ini saya manfaatkan untuk mager dan mengisi blog. Mungkin hampir 2 bulan libur semester ganjil. Rata-rata kampus lain sudah pada masuk kuliah. Mungkin setengah/sebulan yang lalu. Rata-rata pula sudah memasuki kegiatan UTS. Dan di fakultas saya, Minggu ini baru saja masuk. Dilihat di kalender akademik, kurang lebih aktif perkuliahan semester genap ini ada 3 bulanan. Sepertinya kuliah ini kuliah metode kilat. Sering saya terkagum kuliah disini. Ada saja yang bikin greget. Belum masuk kuliah sudah saya rasakan hawa hawa tugas menanti. Tugas matkul seperti memberi rambu-rambu untuk segera dikerjakan. Tugasnya pun sepertinya akan lebih menarik dan menantang untuk dikerjakan cepat-cepat. Bismillahirrahmanirrahim semoga selalu dilancarkan, hasil yang bermanfaat dan memuaskan. Dan semoga tidak berjumpa dengan d

Ketika Mereka Tanya

Ketik a mereka tanya apa cita-cita profesiku nanti. Polisi, PNS, Dokter, programer ... ? Dari dalam lubuk hati, benar-benar saya belum punya jawaban. Tak jelas apa cita-cita profesi yang aku inginkan. Sejalan waktu hanya berupaya menjadi orang yang tekun, rajin, beriman, taqwa dan beberapa bekal yang akan ku bawa dimasa yang akan datang. Hanya mengikuti alur Rabbku. Tak ingin membuat takdir sendiri. Bukan berarti mengikuti arus sungai saja tanpa prinsip. Prinsip ku, carilah ilmu sebanyak-banyaknya, teruslah mencari ilmu, ilmu tak melulu soal sekolah, alamku adalah tempat mencari berbagai macam ilmu. Ilmu hidup terutamanya. Ilmu hidup tak ada di sekolah, ilmu hidup adalah pengalaman dari seseorang ataupun dari pengalaman sendiri, dari kehidupan sekitar kita, bekal untuk menggapai kehidupan yang terarah. Jangan melenceng dari keyakinan agamamu. Terus ikuti sesuai dengan tuntunan yang ada (Al-Quran, hadist). Ketika seseorang sudah mendapatkan ilmu dan bisa memanfaatkan apa yang sudah dica

Curhatan Kemarin

Hari Kamis pukul 13:00 saya berjalan (bersama motor) menuju kampus. Ijin balik lebih awal dengan alasan ada kumpul organisasi di kampus. Ya memang demikian, tapi ternyata sampai di TKP sudah pada bubar. Yasudah saya nunut ngadem di markas. Saya langsung menuju masjid buat ngadem lagi. Jam 15:00 kumpul beberapa anak Sipil yang sedang persiapan acara untuk di hari Sabtu. Ngobrol ngetan ngulon tawa bersama, sayapun ikut nimbrung saja. Sampai waktu Ashar, saya bergegas menuju masjid. Usai dari masjid kembali ke markas dan saya teringat pos satpam kampus. Barangkali ada yang menemukan dompet saya dan dititipkan ke pak satpam. Sayapun ke pos satpam, tanya barangkali ada dompet yang bercirikan demikian dititipkan disitu. Ya, pak satpam membenarkan ada yang lapor menemukan dompet, tapi tidak dititipkan dompet tersebut, saya harus ke orang yang melapor tersebut untuk mengambilnya. Sebelum saya keluar, saya diajak curhat ngalor ngidul sama pak satpam. Mulai dari perihal jodoh, agama, perkuliahan

Ikhlas Lebih Nikmat

Terhitung seminggu ini sudah tidak bersama dompet tercinta. Ikhlas tidak ikhlas harus mengikhlaskan kepergiannya, walaupun tak henti berdo'a semoga kembali kepada yang punya dengan isinya yang masih utuh. Tak henti juga dimarahi dan diberi support dari keluarga, tak lekang mereka juga ikut mendo'akan agar lekas kembali. Semenjak kehilangan, hati seperti biasa tanpa ada sedikitpun kehilangan. Karena aku yakin dompet tersebut akan kembali. Hanya memang resah sebentar, lanjut itu seperti tidak ada kejadian apa-apa. - Hati tenang karena ada Allah. Saya pasrahkan semuanya. Apabila takdirnya kembali ke saya (Alhamdulillah), jika tidak, semoga Allah memudahkan segala urusanku dalam mengurus pembuatan surat dan kartu-kartu seperti yang ada di dompet.  Difikir simpel aja deh. Soalnya itu semua sudah kehendak Allah. Tetap berfikir positif dan jernih realistis. Pasti ada hikmah dibalik kejadian ini. Hilangnya dompet membuat saya jadi instropeksi diri. Mungkin karena saya kurang sedekah at

Jum'at Dag Dig Dug

Jum'at kemarin saya awali dengan berangkat kerja seperti biasanya. Awal berangkat sudah terasa tak enak. Saya hiraukan. Jam 9 sampai di tempat kerja. Duduk menghela nafas. Langsung disodorin koran oleh adek kelas. Dan akupun terperangah kaget, karena aku masuk koran. Sudah baca bacanya lanjut kerja. Sampai jam 1 aku keluar. Niat hati mau service motor dan tercapai niatnya. Tunggu service sampai jam 3 sore. Saya ada janji dengan adek untuk menjenguk sekaligus bawa uang jajannya. Di tempat adek minta untuk diantar belanja. Yasudah saya turuti. Muter-muter di swalayan sampai jam 5. Balik lalu makan di Setia Kalibeber. Selesai makan niatnya mau langsung pulang. Tapi adekku minta ditemani sampai Maghrib . Yasudah saya turuti lagi. Keluar dari rumah makan lanjut ke kampus saja. Sambil nunggu sholat Maghrib. Usai menunaikan shalat Maghrib. Saya dan adik keluar kampus, sebelumnya ambil uang dulu di ATM. Masuk ATM ada kartu atm-nya, tapi ketika saya cari dompet, saya kelabakan karena tak ku

Terima Ing Pandum

Kali ini saya benar-benar dibuat greget dengan orang yang saya inisialkan DB.  Sifatnya memang sudah dikenal teman-teman seperti itu, sepertinya sulit mendengarkan kritikan atau pendapat. Permasalahanku dengan orang tersebut sebenarnya sepele. Soal hasil yang tak sesuai dengan apa yang sudah saya kerjakan. Tapi gaya komunikasi diantara kita yang membuat miskomunikasi.  Dimana saya menggunakan kosakata bahasa awam sedangkan orang tersebut dengan kosakata ilmiah yang bikin saya benar-benar mikir serius untuk membacanya. Saya hanya meminta penjelasan dan meminta untuk meninjau ulang apa yang sudah dikerjakan.  Tapi sepertinya karena pemikiran orang tersebut yang sudah terlalu intelek jadi kurang bisa memahami bahasa awam yang saya gunakan. Atau memang tidak ingin mendengar pendapat dan komplain yang saya utarakan. Atau gengsi karena orang tersebut lebih tua dari saya 10 tahunan dan nggak mau mendengar komplain dari anak yang lebih muda. Padahal bahasa yang saya gunakan sudah saya buat sam

Sekian Kali

Masih dengan nama yang sama. Tiap kali mengingat sosoknya, hati terasa berdegup kencang. Sesuai dengan segala apa yang kudo'akan selama ini, walaupun tidak semuanya. Itu sudah mencakup beberapa dari do'aku. Dan untuk kesekian kalinya ketika rindu menghampiri, mimpilah yang selalu menjadi penawarnya. Mimpi itu selalu berbeda. Dan paginya hatiku bahagia.  Bagiku sudah cukup dengan bertemu dimimpi, karena saya bukan siapa-siapanya. Hanya sebatas pengagum rahasia yang hanya menanti terijabahnya do'a yang selalu terpanjat kepada Rabbku.

Gerogi

Hari ini aku belajar dari adek kelasku. Tentang materi yang aku sampaikan. Sepertinya aku kurang konsentrasi atau memang aku gerogi belajar bersama dengan adek-adek yang jauh lebih smart.  Kalimat saya jadi terbata-bata tak jelas, benar-benar gerogi. Dan benar saja gerogiku menjadi salah tingkah dan dibenarkan oleh adek kelasku, tentang apa yang sebenarnya yang benar. Dari ini malah saya yang belajar dari adek kelas bukan dari aku yang mengajari. Tapi begitulah memang dari awal sudah saya wanti-wanti, bahwa kita itu belajar bersama.  Pertama pertemuan saya jadi hilang materi yang ingin aku bagi, karena apa yang ingin bagi ternyata mereka sudah lebih dulu tahu dan sudah dipraktekan. Memang kalian inspirasi !