Jum'at Dag Dig Dug

Jum'at kemarin saya awali dengan berangkat kerja seperti biasanya. Awal berangkat sudah terasa tak enak. Saya hiraukan.
Jam 9 sampai di tempat kerja. Duduk menghela nafas. Langsung disodorin koran oleh adek kelas. Dan akupun terperangah kaget, karena aku masuk koran.
Sudah baca bacanya lanjut kerja. Sampai jam 1 aku keluar. Niat hati mau service motor dan tercapai niatnya.
Tunggu service sampai jam 3 sore. Saya ada janji dengan adek untuk menjenguk sekaligus bawa uang jajannya. Di tempat adek minta untuk diantar belanja. Yasudah saya turuti. Muter-muter di swalayan sampai jam 5. Balik lalu makan di Setia Kalibeber.
Selesai makan niatnya mau langsung pulang. Tapi adekku minta ditemani sampai Maghrib .
Yasudah saya turuti lagi. Keluar dari rumah makan lanjut ke kampus saja. Sambil nunggu sholat Maghrib.
Usai menunaikan shalat Maghrib. Saya dan adik keluar kampus, sebelumnya ambil uang dulu di ATM.
Masuk ATM ada kartu atm-nya, tapi ketika saya cari dompet, saya kelabakan karena tak kunjung temu.
Tanya adik, katanya sudah dimasukkan ke dalam tas. Bongkar isi tas, tetap aja nggak ada dompetnya.
Saya putuskan untuk kembali ke Setia, untuk cari dompet. Dan hasilnya nihil. Tak ada.
Hati langsung berdegup kencang. Saya coba tenangkan diri. Saya balik menyusuri jalan sampai ke kampus. Dan nihil juga. Tak ada yang dicari.
Ketika cari-cari dompet, tiba-tiba motor serasa oleng, ternyata ban motor saya bocor.
Istirahat sebentar dan tanya adik, dimana sebenarnya dompetnya tadi.
Ternyata dompetnya cuma digenggam tangan, sepertinya bonceng dengan ngelamun dan tak terasa dompetnya jatuh di jalanan.
Padahal sudah saya wanti-wanti saat makan untuk segera memasukkan dompet saya ke dalam tas. Tapi malah nggak dimasukkan.
Dompet yang sering saya taruh di dalam tas dengan isi yang sangat penting, dari jaman bayi - sekarang, ada didompet.
Jarang sekali saya buka dompet kalau nggak ada keperluan mendesak, uang saja cukup saya taruh di tas paling dalam agar tidak buka dompet.
Karena isinya yang sangat berharga.
-
Ban masih bocor. Tanya temen yang faham tempat tambal ban yang masih buka malam-malam di sekitar Kalibeber. Akhirnya ketemu. Nunggu nambal sampai waktu Isya.
Saya balik lagi menyusuri jalan sambil tanya orang setempat barangkali ada yang menemukan.
Tetap saja nihil.
Sampai jam 9 malam saya putuskan untuk mengantar balik adik saja.
Saya tak mau pulang malam-malam, karena hati masih gundah gulana, takut tidak konsentrasi. Telpon teman mau nebeng nginep di kosnya. Dan telpon orang rumah juga, ngabari mau nginep dan dompet ilang.
Jam 6 pagi saya pulang ke rumah. Ternyata di rumah pada khawatir dengan saya.
Semua agenda hari ini saya urungkan dengan mengisi agenda baru yaitu laporan ke polisi.
-
Kali ini saya tidak bisa berbuat apa-apa, karena hanya Allah yang tahu keberadaan nya.
Semoga lekas kembali kepada yang punya.
Aamiin

Comments

Popular posts from this blog

Grafika Komputer

Tradisi Ruwatan Rambut Gembel Dieng, Wonosobo