Jadikan Beribu Tangan Dari Kedua Tanganmu

Judul panjang bin panjang kuadrat. Sebuah penyemangat dan kalimat penuh syukur atas karuniaNya.

Hari Jum'at berkah. Hari ini diawali dengan hiruk pikuk kegiatan pagi di rumah. Pekerjaan rumah dan persiapan berangkat sekolah. Aku, adik dan Ibu, kami kompak riweh siap-siap berangkat pagi. Tujuan kami berbeda-beda ke sekolah. Aku yang ingin mendampingi anak-anak sekolah persiapan lomba, adik yang berniat mencari ilmu dan bermain di sekolah dan Ibu yang berniat mengajar menebar ilmu kepada murid-muridnya.

Ibu dan adik berangkat seperti biasa. Jam 7 sudah include sarapan, lalu mereka berangkat. Aku berangkat jam 9 sesuai janji. Jam 10 sampai di tempat. Tak perlu lama-lama aku di sekolah karena ada agenda lain yang sudah menanti. Aku dan adik kelas hanya bertukar pikiran tentang konsep yang akan dijalankan. Tak banyak adik kelas berucap, hanya mengikuti saranku saja. Idenya sedang buntu karena projek nya yang masih belum kelar. Semoga lekas selesai dan bayaran bisa konsentrasi persiapan lomba lagi. Aku memberikan beberapa lembar konsep untuknya, yang semoga bisa dicerna dan mudah diaplikasikan. Tak lama jam 11 aku keluar. Aku pamit dan minta maaf dengan guru-guru yang ada di kantor, karena tak bisa mendampingi lama hari ini.

Agenda selanjutnya adalah magang di UMKM. Magang ini disebut COOP dari Dikti. Mendapat rekomendasi untuk bisa mengikuti kegiatan tersebut. Sebelumnya tak terfikirkan tentang kegiatan yang seperti apakah COOP ini, hanya mengiyakan saja yang semoga bisa dijalani dengan baik. Berkesempatan bisa mengikuti kegiatan tersebut seTIM dengan temanku dari prodi Arsitektur. Dialah temanku yang pernah menjabat sebagai Gubernur BEM Fakultas. Janjian dengan temanku mau ke TKP bersama. Ternyata dia sedang ada jadwal mengajar. Akupun akhirnya menunggu. Sambil menunggu aku alihkan kegiatan untuk mengerjakan revisi Kerja Praktik. Laju sepeda motor ku arahkan ke para pencari koneksi, Telkom Corner. Koneksi cepat tapi tak stabil. Banyak pengunjung sekedar mencari hiburan atau semacam mengerjakan tugas sekolah seperti aku ini. Adzan sholat Jum'at berkumandang, beberapa laki-laki bergegas menuju masjid siap-siap sholat Jum'at dan beberapa masih asik dengan aktivitasnya. Entah mereka yang tak sholat memang karena non muslim, atau punya cita-cita menjadi laki-laki sholehah, atau benar tidak ingin sholat Jum'at, akupun kurang faham. Hanya bisa mendoakan semoga mendapat hidayah Nya. Lama ku duduk berselancar internet ria mencari pencerahan untuk revisi. Tapi tak kunjung selesai apa yang sedang direvisikan, aku putuskan untuk belanja bulanan saja. Sebelum berangkat belanja, ijin terlebih dulu kepada Ibu, bahwasanya yang belanja bulanan biar aku saja. Ibu membalas pesan dengan mengatakan, Iya mbak, beli sesuatu yang manfaat saja. Alhamdulillah akhirnya disetujui sang komandan. Bergegasku ke salah satu swalayan terbesar dan terlengkap di kotaku. Sembari menghilangkan penat, aku berbelanja layaknya mami mami sosialita. Padahal cuma nengokin harga, beli juga nggak wkwkwk. Belanja secukupnya apa yang diperlukan, apa yang habis di rumah beli lagi, apa yang ingin diuji coba di rumah, beli bahan bakunya. Belanjaku kilat, hanya membeli yang perlu dibeli saja dan tak merambah kemana-mana. Selesai belanja tak terasa perutku seperti berbunyi sesuatu. Bak genderang sedang bertabuh. Lihat sekeliling, makanan mahal semua. InsyaAllah aku mampu membelinya. Tapi kadang aku tak sampai tenggorokan untuk menelan ketika makan di tempat seperti ini, banyak makanan enak, tapi kadang banyak ingat orang rumahnya. Disini aku makan enak, masa yang di rumah cuma makan sayur kangkung. Mending aku beli sesuatu dan dimakan bareng-bareng orang rumah. Akhirnya aku urungkan niat untuk makan, aku tahan sampai pulang nanti.

Jam sudah menunjukkan waktu untuk segera bergegas ke tempat magang. Selesai belanja langsungku gas motor menjemput teman, katanya tak bawa motor. Sampai di kampus, temanku pas selesai mengajarnya. Kami langsung berangkat dan dengan terpaksa aku bonceng temanku ini. Di tempat ku bertemu dengan owner-nya. Kami membahas apa saja yang sedang dibutuhkan dan menjadi kendalanya. Hingga Maghrib kami selesai berdiskusi. Sudah malam kami pamit, sebelum pulang kami diajak makan dulu. Alhamdulillah akhirnya ada rezeki makan. Temanku ini lahap kali makannya, diapun ternyata belum makan seharian. Alhamdulillah perut kenyang pulang tenang.
Perjalanan pulang tak lupa ku membeli makanan ringan untuk orang rumah.

Setengah jam perjalanan pulang. Selepas adzan isya, akhirnya sampai di rumah. Ibu dan adik masih di masjid, hanya bapak yang masih di rumah. Istirahat sebentar dan cek hape. Banyak sekali pesan chat yang belum terbaca, salah satunya dari guruku. Seperti petir menyambar, aku kaget. Guruku menyesalkan ku yang tidak memberinya kabar bahwa tadi ke sekolah dan pulang lebih awal padahal mau diajak makan-makan dengan anak-anak, serta memintaku untuk mengusahakan bisa mendampingi anak-anak lebih intens. Mabuk kepalang rasanya, minggu besok sudah masuk kuliah, laporan magang belum usai, KP masih revisi, projek yang satunya belum kesentuh, projek magang juga belum kejamah pula dan mendampingi anak lomba untuk 2 bidang. Kubalas pesan tersebut dengan kalimat permintaan maaf ku dan kuusahakan untuk bisa lebih intens lagi. Padahal pikiranku tidak perlu terlalu intens, latihan kemarin juga sudah ku arahkan untuk latihan tingkat nasional. Tapi permintaan guruku seperti itu, ya ku coba usahakan.

Ibu dan adik pulang dari masjid. Aku tutup hape dan berkumpul sambil makan makanan yang kubeli tadi. Alhamdulillah, nikmatnya. Canda tawa menghias sepanjang larut malam. Tak terasa jam 9 malam. Waktunya kami istirahat. Aku tertidur di sofa karena lelah dan kantuknya. Tak ada yang berani membangunkanku hingga aku terbangun sendiri. Sebelum pindah ke kamar, aku ke kamar mandi dulu, cuci muka sikat gigi. Selesai, waktunya tarik selimut dan tidur lagi. Tapi tak kunjung ku memejamkan mata, ku coba mengetik ketikan ini. Dan tak terasa mata sudah mulai layu. Saatnya ku tidur. 

Alhamdulillah Syukron ya Rabb.
Astaghfirullah, Ighfirli Ya Rabb.

Kita sering mendengar "Aku hanya punya 2 tangan"
Sedang aku tadi melihat orang tangannya hanya 1.
"Dan kebanyakan manusia tidak bersyukur" Q.S 12:38

Comments

Popular posts from this blog

Grafika Komputer

Tradisi Ruwatan Rambut Gembel Dieng, Wonosobo