Tertambatnya Hati

Sekian lama aku memilih untuk tidak menaruh hati kepada siapapun.
Siapapun itu yang mencoba mengisi ruang hati.
Lebih baik aku berbenah diri.
Tetap menjadi layaknya anak kecil penuh keluguan
Semasa kecil pun tak jarang cinta monyet menghampiri.
Bahkan sampai masa itu pun, aku selalu tak menggubris.
Aku memilih diam dan mencoba taat pada aturan.
Hingga suatu masa, tak terasa hati ini seperti merasakan gejolak.
Gejolak dalam hati yang mengisyaratkan sesuatu.
Menghampiri di kala itu, ketika hatiku sedang tenang.
Benar akupun tak tau perasaan apa yang sebenarnya muncul.
Hingga aku terbuai sedemikian rupa.
Perasaan yang muncul pertama kali ketika jumpa dengannya.
Benar-benar perasaan yang jelas berbeda dari yang lain waktu itu.
Tak bisa mengelak.
Hati pasti benarnya.
Kecuali jika itu bisikan syaitan.
Isyarat hati yang tak semua orang bisa memahaminya dengan pasti.
Mencoba berunding dengan Rabbku.
Aku bertanya, sebenarnya apa yang sedang menyelinap di dalam hatiku ini ?
Apakah buaian yang mungkar
Ataukah sebuah sinyal dariMu
Itulah pertama kali tertambatnya hatiku pada seseorang.
Rasa yang terus terpupuk walau tak bertatap.
Selalu bergemuruh ketika tak sengaja melihatnya.
Dan aku terus memastikan dengan Rabbku, apakah memang benar demikian untukku ?
Tak kuasa dan selalu pasrah.
Semoga selalu dalam petunjuk Rabbku.
Semoga selalu dalam lindungan Rabbku.
Yakin dan pasti, Rabbku menuntunku apa yang menjadi kegelisahanku.
InsyaAllah.
Aamiin.

Comments

Popular posts from this blog

Grafika Komputer

Tradisi Ruwatan Rambut Gembel Dieng, Wonosobo