Ku Lihat Ku Amati

Hahahaha ....
Maaf, saya awali artikel ini dengan tertawa bahagia, setelah melepas kerinduan ku kemarin. Kemarin adalah hari Senin. Pertemuan perdana kita di semester 5. Waktu itu ada kuliah, saya masuk telat, habis dari kantin, mau makan pagi+siang+sore gabung jadi satu (edisi telat makan, karena ada kepentingan), tapi akhirnya gagal makan karena ada sms masuk, matkulnya udah ada dosen masuk. Yasudah akhirnya dibungkus, dibawa ke kelas, dimasukkan ke dalam tas (teman). Masuk kelas ternyata penuh sesak sekali, sampai habis kursinya. Ambil kursi di kelas lain. Masuk kelas sambil kibas-kibas tangan, "ngos-ngosan" habis naik tangga 3 lantai pake acara belum makan segala dan langsung angkat ambil kursi, boom.. langsung keliatan pucetnya (kata temen yang duduk di sebelah ku).

Sambil masih kibas-kibas tangan (naik tangga lumayan mengahasilkan keringat), ku lihat kamu. Iya , kamu. Ku lihat ku amati ada sesuatu yang berbeda dari kamu. Kau terlihat ceria dan semangat sekali. Ku amati lagi, ada sesuatu yang beda dari penampilan rambutmu, yang biasanya membuatku gemas untuk merapikan rambutmu, tapi sekarang berasa adem banget lihat rambutmu yang rapi nan klimis. Ku amati (lagi) kau terlihat tampan dengan baju yang tak biasa kau pakai ketika tiap ketemu. Ku amati (lagi lagi) wajahmu terlihat berseri juga dipermanis dengan jenggot tipis, sepertinya ada misi sedang memanjangkan jenggot (salah satu kriteria ku adalah punya jenggot). Hah... aku jadi merasa berdosa dengan mengamati mu seperti itu. Dengan menghujam hatiku beribu kali sambil mengucap istighfar, berkali-kali aku tundukkan pandanganku agar tak mengamati mu secara berlebihan, maafkan hamba ya Allah ~ 

Rindu ini milikku, rindu ini memujamu. Terlalu malu untuk mengaku, terlalu takut untuk pilu. Sebab yang kupuja bukan milikku.

Comments

Popular posts from this blog

Grafika Komputer

Tradisi Ruwatan Rambut Gembel Dieng, Wonosobo