Jangan Sampai

Beberapa banyak kalangan pemuda-pemudi zaman sekarang yang kritis. Bukan zaman sekarang saja, dulupun masa orde baru juga pemuda pemudi menjadi tonggaknya perubahan.
Yang ku ingin bahas kali ini pemuda-pemudi yang terlalu kritis perihal agama. Sepertinya lebih baperan daripada santri yang pakai sarung dan peci. Apalagi dengan statusnya yang mahasiswa. Mereka seperti orang lugu yang gampang dimasuki pikiran pikiran mereka. Apa yang menurutnya logis dan berakal serta ada dalilnya, mereka gampang untuk bisa di jaring. Aku sering mengikuti forum maupun akun-akun yang katanya "sehat". Tapi nyatanya banyak yang sepertinya waras tapi kurang waras. Seperti hanya mengandalkan Al-Qur'an dan Hadits saja tanpa dikaji lebih dalam. Padahal sabahat nabi, para waliyullah pun dengan sabar belajar, mengkaji dengan waktu yang lama. Mereka kurang memahami prinsip agama. Prinsip agama diantaranya tentang para ulama atau para waliyullah, ijma' qiyasnya hukum agama. Mereka belajar secara instan. Hanya berprinsip dalil dan dalil. Jika kita mutlak terhadap dalil itu rasanya masih mentah, perlu di tafsir lagi. Penafsiran itulah yang akhirnya yang kita pakai. Ibarat air minum dalam teko, masa kita minum dari teko, adanya gelaslah kita bisa sopan meminum air. Seperti itulah ketika kita analogi.

Sering merasa "nyaglek" banget ketika tiba-tiba ada teman tidak mau berkomunikasi dengan teman non mahram. Dan tak sungkan untuk menggelar hajatan debat ketika ada teman yang tak selaras dengan prinsip nya. Semacam timbul sekat. Padahal Rasullullah pun berdagang dengan kepada Khodijah yang tidak lain yang akhirnya menjadi istrinya. Why ? Kenapa pemuda-pemudi sekarang rasanya jadi ekstrimis gini ? Mengerikan.

Oh iya, ini kenapa alasannya kemarin ada kabar ingin mendirikan negara khilafah. Semacam tidak menghargai perjuangan pahlawan terdahulu. Yang padahal dengan mati-matian memperjuangkan NKRI. Mungkin efek kurangnya jiwa ulil amri, taat kepada penguasa. Walau penguasanya sering "keblinger", rakyat lah yang harusnya menjadi penyadarnya.

Ah taulah, sering gemes aja ketika para pemuda pemudi nya sudah semakin ekstrim begini. Seperti wadah kosong yang sudah terisi berbagai macam ilmu baru tanpa mereka sadari ternyata ilmu yang masih mentah. Tapi karena akalnya manusia, merekapun menerimanya. Janganlah terlalu polos, lalu diterapkan. Pilah-pilih mana yang sesuai, sesuai yang benar.

Semoga jangan ada perpecahan diantara kita. Bentengnya agama dan negara ada di pemuda pemudi. Walaupun aku juga lugu tentang masalah beginian, setidaknya harus bisa faham mana kepentingan agama dan kepentingan negara, bagaimana juga ketika keduanya saling berkolaborasi. Jangan sampai diluluhlantahkan oleh pihak-pihak yang berkelompok yang punya hajat sendiri.

Jika ada yang baca ketikan ini, please jangan baperan 🙏

Comments

Popular posts from this blog

5 September 1 April

Tradisi Ruwatan Rambut Gembel Dieng, Wonosobo

Semua Ada di Sholat Istikharahmu