Acakadut
Judul antah berantah tak bermakna sama sekali.
Judul yang menggambarkan suasana hati.
Seharian rasanya acakadut tak terdeskripsi.
Bingung tak berarah mengikuti kehendak hati.
Ingin belajar tapi hati tak merasakan sebuah semangat diri.
Tak ada buku yang bisa menjadi pedoman pasti.
Koneksi internet yang menjadi tumpuan belajar hari ini.
Harus ikut-ikutan seperti siput yang sedang berlari.
Belajarpun kurang terkonsentrasi.
Bukan karena bau sambal terasi.
Yang bikin mood makan jadi beraksi.
Badan yang perlunya memerlukan asupan gizi.
Kini harus banyak bersabar diri.
Karena sakitnya tak kunjung sembuh si gusi.
Makan pun harus sesambil menahan nyeri.
Bikin mood tambah labil tak terkendali.
Malam hari nonton Timnas beraksi.
Yang semoga lawan bisa terhabisi.
Putar otak lagi untuk bisa nonton di Tivi.
Lagi-lagi streamingan dengan kuota internet yang basi.
Membuat riuh teriakan ketika lawan mebobol gawang dengan sakti.
90 menit pertandingan tak kunjung ada gol yang dinanti.
Skor akhir 2:0 dan Indonesia harus berlapang dada kini.
Tak apa, Timnas kau tetap dihati.
Walau sang penguasa masih sibuk mempentingkan keperluan pribadi.
Kisruh sang penguasa yang tak kunjung henti.
Dan hai kamu yang masih bersemayam dihati.
Apa kabarmu kini.
Kenapa tak ada kabar yang mungkin bisa kamu bagi.
Rindu kini sudah tak terdeskripsi lagi.
Ah... aku tak ingin membahas rindu kali ini.
Karena masih terenkripsi.
Cukup sekian dan terimakasih.
Judul yang menggambarkan suasana hati.
Seharian rasanya acakadut tak terdeskripsi.
Bingung tak berarah mengikuti kehendak hati.
Ingin belajar tapi hati tak merasakan sebuah semangat diri.
Tak ada buku yang bisa menjadi pedoman pasti.
Koneksi internet yang menjadi tumpuan belajar hari ini.
Harus ikut-ikutan seperti siput yang sedang berlari.
Belajarpun kurang terkonsentrasi.
Bukan karena bau sambal terasi.
Yang bikin mood makan jadi beraksi.
Badan yang perlunya memerlukan asupan gizi.
Kini harus banyak bersabar diri.
Karena sakitnya tak kunjung sembuh si gusi.
Makan pun harus sesambil menahan nyeri.
Bikin mood tambah labil tak terkendali.
Malam hari nonton Timnas beraksi.
Yang semoga lawan bisa terhabisi.
Putar otak lagi untuk bisa nonton di Tivi.
Lagi-lagi streamingan dengan kuota internet yang basi.
Membuat riuh teriakan ketika lawan mebobol gawang dengan sakti.
90 menit pertandingan tak kunjung ada gol yang dinanti.
Skor akhir 2:0 dan Indonesia harus berlapang dada kini.
Tak apa, Timnas kau tetap dihati.
Walau sang penguasa masih sibuk mempentingkan keperluan pribadi.
Kisruh sang penguasa yang tak kunjung henti.
Dan hai kamu yang masih bersemayam dihati.
Apa kabarmu kini.
Kenapa tak ada kabar yang mungkin bisa kamu bagi.
Rindu kini sudah tak terdeskripsi lagi.
Ah... aku tak ingin membahas rindu kali ini.
Karena masih terenkripsi.
Cukup sekian dan terimakasih.
Comments
Post a Comment