Ini Judulnya Piknik

Horai kemarin minggu aku piknik lho. Hahaha seru abis dah. Piknik ini sudah direncanakan kami anak bemfast (periode 2015) sejak semester lalu dan terealisasikan tanggal 26 November. Rencana awal adalah semua anggota bisa ikut semua, tapi ada beberapa orang yang akhirnya membatalkan untuk ikut, karena ada jadwal kuliah. Akhirnya kami berangkat 15 orang dengan 2 mobil. 
Sebelum perjalanan tak lupa berdoa dulu. Destinasi awal adalah ke Sam Poo Kong. Perjalanan memakan waktu -+ 3 jam, berangkat jam 10 sampai tujuan jam 12. Perjalanan bak game di GTA, tau kan kalau pas lagi main ngebutnya kek gimana ?. Alhamdulillah di mobil yang saya tumpangi tidak sengebut mobil di depan. Beberapa kali sedikit kepergok. Saya kira sopirnya baru bisa nyetir mobil, ternyata sudah pada ahli, ngebut banget, bawa mobil kaya bawa kambing, pada mabuk dah tuh anak-anak. 
Di Semarang kami melewati jalan yang dimana kanan kiri banyak tempat karaoke dan hotel. Big question ? Kenapa bisa menjamur banyak banget ya, buat apa pula hotel dan karaoke saling berjejer ria.
Sebelum ke destinasi awal, kami sempatkan dulu makan di rumah makan Padang. Heran saya, dimanapun tempatmu pasti disekitarmu ada rumah makan padang, ibarat kata "pateng tletek", mungkin dari Kota Padang sampai ke semua penjuru Indonesia nggak sulit untuk mencari rumah makan padang.
Usai makan lanjut menuju ke Sam Poo Kong. Bergegas masuk ke tempat tujuan, langsung sholat di mushola kecil yang sudah disediakan. Selesai sholat lanjut keliling Sam Poo Kong. Growfie dan selfie. Puas kelilingnya, kami kembali ke mobil. Pas jalan ke mobil, ada arak-arakan tamu, kami hanya melihat sekilas dan cuek. Sampai pada membaca koran ternyata arak-arakan tersebut adalah arak-arakan dari Dubes Cina yang sedang berkunjung ke Sam Poo Kong. "Ngertio growfie bareng nek wingi ngerti Dubes hahaha" gerutu anak-anak bemfast. 
Sampai di mobil kibas tangan, gerah pake banget cuacanya. Setelah komplit masuk mobil semua, lanjut perjalanan ke Pantai Bandengan Jepara, kami mau camping disana. Perjalanan dipenuhi dengan karaoke bareng sampai serak, mobil yang satunya pun ikut karaokean menggunakan Walkie Talkie. Perjalanan masih ngebut, sampai kebablasan. Akhirnya putar balik. Waktu menunjukan waktunya sholat Ashar. Sholat dan istirahat sejenak di Masjid. Merasa sudah cukup istirahatnya lanjut perjalanan lagi. Sampai di destinasi kedua memasuki waktu maghrib. Kami menemukan mushola dan langsung sholat maghrib, sambil menunggu datang waktunya isya, sekalian sholat isya. 
Dan tibalah waktunya tata-tata alat camping dan bakaran di pinggir pantai. Ada yang masang tenda, racik bumbu, siapin alat bakaran, main musik, foto-foto dll. 
Saya ikut yang bakar-bakaran. "Bules" sampai mata pedes. kami makan dengan metode pake tangan, gelaran dan memanjang kumpul berjejer. Perut sudah terisi, sudah tenang, tinggal menikmati malam yang semakin larut. 
Kami duduk melingkar membuat api unggun ditengah-tengah, ngobrol ngalor ngidul, nyanyi sambil nostalgia. Semakin malam semakin terasa suara ombak pantai dan hembusan angin. Pindah suasana kami tiduran di pinggir pantai diatas karang sambil bercakap-cakap ngobrol melihat langit dengan tebaran bintang dan suara perahu yang hilir mudik. Mata semakin sayu dan kantuk tidak tertahan. Saya putuskan untuk tidur di tenda, selang waktu mbak Mesi juga ikut tidur disampingku. Tenda khusus wanita. 
Tidur nya banyak "ngelilir" tiba-tiba kebangun. Lihat jam masih jam 12, baru tidur 1 jam terasa tidur 5 jam. Anak-anak di luar tenda masih gitaran nyanyi. Lanjut tidur lagi. 
Bangun jam 4 pagi. Badan sudah terasa gerah lengket dan bau prengus nggak karuan. Bergegas mandi, nyari tempat pemandian dan dapatlah. Sayang dapat airnya air asin bukan air tawar. Mata jadi pedes. 
Sholat subuh. Nunggu matahari terbit. Dan ternyata sunrisenya bukan dari tempat kami. Kami salah tempat untuk menanti sunrise. Lebih tepatnya malah untuk melihat sunset. 
Sesuai schedule, kami pindah tempat parkir. Kami mau ke tempat lain lagi, kami menyeberangi pantai mau ke Pulau Panjang. Jalan kaki menuju perahu/kapal. 
Kami biasa memanggil "emak" untuk mbak Mesi. Dengan berbagai jurus si Emak tawar-menawar soal biaya naik perahu dan Alhamdulillah nggak dapat diskon. Menunggu penumpang 20 orang. Sudah memenuhi kuota 20 orang, lalu kami naik perahu. Perjalanan 20 menit ke Pulau Panjang. Sampai di tujuan bayar tiket masuk dan si Emak mengawal di depan untuk tawar menawar, akhirnya dapat diskon tiket masuk :v . Yukkk... jalan-jalan di Pulau Panjang. Di Pulau Panjang kami diberi waktu 1 jam oleh pemilik perahu karena biaya nya sudah PP. 
Kami manfaatkan keliling di Pulau Panjang, growfie dan selfie, ciblon di pantai, main pasir. Banyak anak camping disana. Ternyata sunrisenya tepatnya di Pulau Panjang. 
Sudah 1 jam kami di Pulau Panjang. Waktunya balik ke perahu. Sampai di pantai Bandengan lagi. Nyari makan dan istirahat. Tak jauh dari pantai kami duduk melingkar dan makan bersama. Selesai makan kami lanjut main di pantai Bandengan, kami sewa perahu karet dan pelammpung ban. Semua turun main ke pantai, menyerupai kelakuan anak kecil, kami ciblon lagi, bodo amat yang penting bahagia.
Semakin siang matahari semakin terik. Sang komandan memberi komando untuk segera balik. Kami balik bergegas mandi dengan air tawar. Yosh... segar terasa dengan air tawar. 
Semua sudah kumpul lagi, masuk mobil dan saatnya balik ke Semarang. 
Kami mau mampir ke rumahnya mbak Umi. Sampai di rumah mbak Umi, kami sholat Dzuhur jamaah di musholla dekat rumah. 
Usai sholat kami racik racik buat bahan lutisan. 
Hmmmm... enak seger banget pokoknya. Lutisan sambil "ndopok" ngalor ngidul lagi. Tak lupa kami foto bersama dengan keluarga mbak Umi. Akhir cerita kami berpamitan dengan keluarga mbak Umi dan saatnya tancap gas menuju Masjid Agung Jateng.
15 menit sampai masjid Agung. Kami keliling masjid Agung. Growfie dan Selfie lagi. Maghrib kami keluar masjid. Kami tancap gas menuju Wonosobo alias pulang. Sang sopir ingin lewat jalan tol. Mobil kami pun mengikuti mobil di depan. Mampir ke rest area untuk sholat. Usai sholat kami tancap gas lagi, ngebut lagi. Perjalanan saya nikmati dengan banyak pertanyaan mengenai jalan Tol.
Jam 9 malam kami sudah sampai di Wonosobo. Kami dihinggapi kelaparan yang sangat. Kami beli nasi goreng dulu, lalu kami santap di kampus.
Makan selesai, waktunya pulang ke rumah. Saya baru teringat, sepeda motorku saya titipkan di kos temanku. Kos temanku menerapkan jam malam, yang berarti saya tidak bisa ambil motor. Yasudah terpaksa minta dianterin temen pulang sekalian yang sejalur. 
Di hari berikutnya saya ngangkot ke kampus.
Alhamdulillah, terimakasih ya Allah atas waktu dan nikmat yang telah engkau anugerahkan, serta telah mempertemukan teman yang sudah saya anggap sahabat/saudara, semoga persaudaraan ini tetap langgeng aamiin.

Comments

Popular posts from this blog

Grafika Komputer

Tradisi Ruwatan Rambut Gembel Dieng, Wonosobo