Sabtu Malam
Hari ini masih sama dengan yang kemarin. Sama-sama pulang sore. Di hari libur kuliah ada saja acara yang membuatku harus ke kampus dan pulang sampai larut sore menjelang Maghrib atau bahkan sampai Maghrib.
Sebenarnya ketika aku ingin mengeluh, akan banyak sekali keluhan itu. Namun memilih diam itu lebih baik daripada mengeluh. Mengeluh sama halnya kurang mensyukuri nikmat, malah menjadikanmu orang yang kufur nikmat. Jalani tanpa banyak omong talk less do more. Ikhlaskan niat lillahi ta'ala. Semua perbuatanmu pasti akan dihitung pahala dengan catatan ketika kamu tidak mengeluh. Nikmati jalani dan syukuri.
Kadang orang rumah sampai terheran. Kenapa bisa pulang larut sore terus. Hujan hujanan angin-anginan polusi panas. Alhamdulillah tubuh kecil ini sudah seperti tameng yang kuat dan kokoh, tubuh ini sudah kebal dengan penyakit jalanan.
Malam ini adalah aksi bela Timnas. Aku sudah duduk manis di depan TV bersama keluarga. Besar harapan nonton Timnas tanding. Tapi...Alhamdulillah tidak diperkenankan nonton Timnas. Ternyata channel TV banyak yang hilang, belum saya konfigurasi ulang. Ah ya sudahlah lanjut mager saja, sambil buat ketikan ini.
Sabtu malam rasa malam minggu. Kejombloanku pun sudah kebal dari serangan kaum "pacaran". Tidak ada masalah dengan Sabtu malam. Yang sering mempermasalahkan itu adalah kaum jones, jomblo ngenes. Mereka seakan sudah putus asa ketika datangnya Sabtu malam. Medsos pun gerudukan berisi kaum jones yang ngepost merasa hidupnya tidak punya perhatian. "Malang kali nasibmu", batinku. Padahal ketika kaum jones mau peka, banyak sekali kegiatan bermanfaat yang dapat dilakukannya, daripada harus menggerutu nasib tak punya pacar. Sudahlah, mari kita kaum jomblo meningkatkan kualitas diri, meningkatkan kemandirian kita, semakin dekatlah dengan sang Kholiq. Tak ada guna kamu meminta seorang pacar jika kamu menuju maksiat, saling berduaan, bermesraan di chat. Karena di dalam Al Qur'an dan Nabi besar kita pun tidak ada kata pacaran atau nyari seorang pacar. Pacaran hanya sebuah status yang tak jelas arahnya nanti, hati mu cuma akan senang sesaat, ketika sudah putus yasudah yang kemungkinan banyak sekali kekecewaan dihatimu, kecuali putusmu karena perihal lanjut ke pernikahan, tapi untuk sampai ke pernikahanpun adalah sebuah misteri besar yang tak pantas untuk kau ramal, karena hanya Allah yang tahu.
Hahaha ketikan ini hanya sebuah perantara saja, ketika hati ini tertiba teringat seseorang yang lama mendiami hati sang pengetik. Karena sang pengetik pun tak tau kenapa bisa orang tersebut bisa mengetuk hati sang pengetik, padahal jarang sekali ada seseorang yang bisa mendiami hatinya selama perjalan waktu ini. Sang pengetik hanya takut jika rasa itu bisa menjadi sebuah Boomerang untuk dirinya, karena terlalu polos untuk menyimpan rasa. Besar gengsi jika aku yang menghampirinya, tak banyak yang bisa ku upayakan kecuali mohon ampun dan bertawakal kepada Allah, ikhtiarku lewat perantara seseorang dan bukan perihal jodoh tapi berupaya konsisten untuk terus memperbaiki, meningkatkan kualitas diri. Saya percaya ketika saatnya semua sudah siap / memang waktunya, siapapun dia pasti akan dilancarkan.
Wallahu a'lam ~
Comments
Post a Comment