Sebenarnya Untukmu
Kemarin sore adalah sore yang menakjubkan. Tidak ada jadwal kuliah. Tapi ada sebuah amanah yang harus aku selesaikan. Memaksaku untuk berangkat di hari libur, menyela hari istirahatku di rumah.
Sore itu aku sedikit merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatiku. Apa itu ? Entahlah.
Sepertinya sebab aku tidak membuka sebuah chat dan ketika aku ingin membukanya ternyata sudah dihapus. Yasudah, akupun sedikit melongo. Berharap ada chat lain yang akan masuk. Tapi ditunggu pun tak kunjung ada sebuah notifikasi.
Kembali fokus ke kerjaan. Selesai kerjaan.
Mengingat lagi, chat yang awal adalah dari tangan jail dan chat yang terakhir itu memang dariku, bukan dari tangan jail seseorang. Aku yang memang niat untuk mengirim sebuah gambar untukmu.
Hahaha... Aku jadi ingin tertawa, aku terlalu polos untuk bisa menyimpan sebuah rasa. Sebenarnya sangat banyak yang ingin aku tag ke kamu, tanganku terlalu gemas agar kamu juga baca. Aaargghh dengan sekuat tenaga menahan tangan dan hati agar tidak mengirimnya.
Tapi ada suatu saat akhirnya aku mengirimkan mu tag private, itulah yang masuk ke chat ig mu. Hari Senin kemarin aku kirim sebuah post ke kamu. Dan kamu membukanya, aku tau dari tanda notifikasi mata, yang berarti chatku sudah dibaca. Akupun senang, artinya kamu "mungkin" membacanya.
Di hari kemudian di hari Selasa. Biasa ketika aku pulang dari suatu tempat, aku sempatkan dulu beli oleh-oleh untuk orang rumah, karena tiap aku pulang, pasti yang dinanti adalah oleh-oleh tangan yang akan dimakan bersama keluarga menikmati sore. Di sore itu ada sebuah tragedi, waktu itu aku sedang diperjalanan setelah beli oleh-oleh, motorku mogok. Datanglah pertolongan Allah yang pertama, lewat perantara temanku. Aku jadi teringat, mungkin Allah sedang memberitahuku agar segera bercakap denganNya (sholat). Akhirnya motor dapat jalan. Sampai di masjid aku berhenti dan bercakap dengan Tuhanku. Lanjut perjalanan pulang dan Alhamdulillah mogok lagi, datanglah pertolongan Allah yang kedua lewat temanku yang lain. Alhamdulillah tepat Maghrib aku bisa pulang dengan nyaman dan sampai di rumah dengan selamat.
Diantara waktu Maghrib dan Isya. Hapeku berbunyi, ada sebuah notifikasi. Notifikasi itu dari kamu. Aku terperangah kaget. Kamu membalas chatku waktu sore kemarin, balasan isi chat yang tidak aku duga sebelumnya. Rasa lelahku dari tragedi motor mogokku seketika hilang.
Chat itu membuatku antara bahagia dan terheran. Aku langsung terbawa baper yang berlebihan. Bingung antara buka atau tidak chat tersebut. Akhirnya aku putuskan untuk istirahat saja, mau aku buka keesokan harinya.
Di pagi hari, masih terbawa kegundahan untuk membuka chat tersebut.
Ketika aku ingin membukanya ternyata sudah dihapus. Khusnudzon saja, mungkin chat itu karena (tidak sengaja) kepencet. Mungkin (lagi) kamu belum tahu cara menghapus chat dan di pagi hari ketika kamu baru tahu yang ternyata bisa dihapus, seketikalah kamu bergegas menghapusnya, agar tidak ada baper, tapi sayang, sebenarnya aku sudah tau.
Atau mungkin kamu memang niat mengirim chat tersebut, karena kelamaan tidak aku buka, kemungkinan kamu merasa tidak dihargai. Jadilah kamu menghapus chat tersebut. Tapi sayang, sebenarnya aku sudah tau.
Aku malu jika ketahuan suka dengan sosokmu itu.
Aku anggap saja chat kemarin sore itu adalah ketidak sengajaan kamu, yang akhirnya tidak aku buka agar tidak ada baper berkelanjutan.
Aku malu jika ketahuan suka dengan sosokmu itu.
Aku anggap saja chat kemarin sore itu adalah ketidak sengajaan kamu, yang akhirnya tidak aku buka agar tidak ada baper berkelanjutan.
Apakah chat itu sungguh untukku atau memang kepencet (tidak sengaja) ? Hanya kamu dan Allah yang tahu.
Jika memang benar sengaja untukku, maafkan aku yang tak membuka chat itu ~
Wallahu a'lam...
Wallahu a'lam...
Comments
Post a Comment