Temanku, Sebut Saja Si Z

Perkenalkan inilah teman saya. Saya kenal dengannya sekitar awal masuk kuliah. Semakin kesini pertemanan kami semakin akrab. Sudah saya anggap teman saya ini sebagai sahabat dari beberapa teman yang menjadi sahabat saya. Dan sudah menjadi teman curhat dan perantara saya. Sebenarnya kami berteman sudah semenjak SMP berlanjut SMK sampai kuliah ini. Tapi baru ngeh kalau dia teman saya semenjak SMP sewaktu kuliah. Keterlaluan sekali ya. Di kampus kami ambil jurusan yang sama. Tidak direncana, memang karena Tuhan kami bisa sejurusan. Diwaktu kuliah kami sering sekelas. Bahkan tiap ada matkul berkelompok kamipun berkelompok. Berkelompok tidak direncana juga. Kadang diantara kami tidak dapat kelompok, jadilah kami berkelompok. 
Teman saya yang satu ini sangat istimewa. Kok bisa istimewa ? Ya istimewa saja menurut saya. Oke daripada penasaran sebetapa istimewanya teman saya ini, saya diktekan ciri-cirinya. 
Ini bukan gosip ya ! 
Sekali lagi ini bukan gosip !
Saya cuma ingin menceritakan betapa bersyukurnya saya punya teman seperti dia.
Sebut saja si Z.
Z ini adalah anak terakhir dari bapak ibu kandunya. Entah dari berapa saudara saya lupa. Seingat saya pokoknya banyak saudara. Dan dia adalah anak laki-laki sendiri. Udah bontot laki-laki pula, pasti sangat dimanja dan disayang saudara dan orang tuanya. Di rumah dia hanya dengan ibunya. Pernah saya tanya, kenapa tidak kuliah di luar kota ? "Karena ingin menemani ibunya, nanti sendirian di rumah, apalagi umurnya sudah beranjak semakin "sepuh"", jawabnya. Sebenarnya dia ingin menjadi seorang tentara, tapi lebih mengalah untuk birrul walidain di rumah. Terenyuh batinku, betapa mulianya anak ini. Dia rela mengalah menggapai cita-citanya demi orang tuanya dan ikhlas kuliah di kampung sendiri. Dan dengan skenario Tuhan, saya dipertmukan dengan teman saya ini, si Z. Hingga tak terasa kami sering berkumpul dengan teman-teman yang berjumlah 4 orang, yang di dalamnya termasuk si Z. Canda tawa dan curhat sering kami obrol. Walaupun ketika si Z ngelucu yang kadang banyak garingnya, tetep kami tertawa renyah saja. Sifatnya yang saya nilai perfeksionis, karena selalu menganggap dirinya adalah yang paling ganteng. Ganteng nggak cakep sih, biasa saja menurut saya hahaha. Ganteng versi saya adalah yang akhlaknya bagus, suka ngibadah walau tak terlihat ibadahnya tapi itu sudah terpancar dari raut mukanya kalau dia ahli ibadah, baik terhadap sesama terlebih pada orang tua, tak sombong dan rendah hati, itu baru ganteng. 
Hal yang saya bikin wah lagi adalah ketika kami sedang kumpul atau sekelompok. Kadang dia ghoib banget ketika mengerjakan kerjaan kelompok. Tau tau ngerjakan sendiri dan tak ada diskusi mau ngapain, mau tak mau akhirnya kelompok mengikuti kehendaknya. Pontang panting tak maksud apa yang dimau. Iyani saja. Soalnya ini anak labil banget. Kadang ngelucu,  kadang muka kelipet sendiri, kadang nggak bisa diajak ngobrol, kadang galau sendiri, kadang sok ganteng, kadang sok perfeksionis dan kadang-kadang yang lainnya. Heran saya, punya temen kok gini amat. Kek dosen aja, gak bisa ditebak apa maunya. Yang saya senang punya teman si Z adalah tanggung jawabnya. Soal tanggung jawab insyaAllah dia pasti melakukannya dengan baik. Ya walaupun kadang bikin eneg, karena sifat perfeksionisnya.
Banyak kami ngetim bareng ketika ada projek menghampiri. Baik ketika dia dapet projek lalu ngajak saya, maupun ketika saya dapat projek lalu mengajak dia. Senang sekali bisa ngetim dengannya. Banyak pusingnya karena yang mengerjakan porsinya lebih banyak di saya. Bisa dikatakan, kalau dia itu bagian front end dan saya bagian backendnya. Karena saya rasa bagian backendlah yang lebih berat.
Bersyukur punya teman yang kadang banyak labilnya kek gini. Banyak sabarnya. Nikmati karena teman yang manis saja nggak berasa kek punya teman. Malah teman yang kek gini yang asyik. 

Comments

Popular posts from this blog

5 September 1 April

Tradisi Ruwatan Rambut Gembel Dieng, Wonosobo

Semua Ada di Sholat Istikharahmu