Teman Rasa Sahabat
Ketika kami bertujuh kami adalah gerombolan ceriwis dan usil
Ketika kami berempat kami biasa menyebutnya 'pencerahan'
Ketika kami bertiga kami menyebut diri kita adalah blackcobra
Ketika sendiri adalah pendekar
Bertujuh dialah aku, Husen, Mutia, Gustiani, Harri, Alan dan Rifai.
Berempat dialah aku, Alan, Rifai dan Harri
Bertiga dialah aku, Rifai dan Harri
Sendiri dialah aku
Fyi, ketika kami bertujuh
Kami bukanlah anak yang menyandang status jomblo semua. Hanya beberapa yang menyandang status pacaran. Tapi tetap solid untuk saling pengertian. Walaupun untuk yang jomblo sering di bully. Bullyan tersebut tidak membuat sang jomblo merasa ngenes. Malah semakin semangat untuk mencari bahan bullyan untuk yang menyandang status pacaran. Dan disinilah keseruan kami ketika berkumpul adalah saling bully membully dan saling makcomblang untuk sang jomblo.
Bagiku jomblo atau single adalah suatu keseriusan dalam penantian jodoh. Dan yang jelas jomblo bukan berarti sendiri.
Sosok tiap individu yang berbeda-beda. Mulai dari Gustiani. Jika sudah kenal dengan anak tersebut, tak heran kamu akan bilang "ini anak ceriwis jail amat yah". Statusnya yang nggak jelas ini, kadang membuatku bingung, entah jomblo entah sudah punya pacarpun aku tak tahu, karena keseringan diam untuk soal teman dekatnya.
Lanjut, saya kenalkan cewek lagi namanya Mutia. Dia juga sama ceriwis dan jailnya kaya Gustiani. Ditambah lagi kalau udah curhat. Lama selesainya pokoknya, ada aja yang mau di ceritain, sampai kadang ngantuk dengerinnya.
Satu lagi, dia adalah Husen. Kalem nih anak, kalau udah ngomongin soal gadget dan komputer, ya nyerucus aja. Apalagi ditambah koneksi wus wus wus, ujan. Bisa nginep di kampus tuh anak.
Pencerahan berawal dari kita berempat yang ikutan sebuah event Merdeka Dengan Kode chapter Wonsoobo. Awalnya saya diajak seorang teman dari komunitas Wonosobo untuk jadi Volunteer. Lalu saya ajak lagi beberapa teman di kampus saya untuk ikut jadi Volunteer acara, ngajak yang kelihatannya mau diajak saja. Dan dapatlah si Harri, Rifai dan Alan. Selang waktu jadi volunteer, saya dan Alan malah tertarik untuk jadi partisipan lomba.
Keakraban kami mulai dari acara tersebut, berlanjut sampai sekarang (dan sampai kapanpun).
Banyak sekali yang kami bahas ketika berkumpul. Kadang serius kadang canda. Ngobrol ngalor ngidul. Banyak ide yang ingin kami realisasikan.
Kadang suka aneh ketika sama Alan. Banyak seirusnya. Ketika ngajak canda bukannya ketawa ketiwi malah dibalas serius, kan jadinya krik-krik nih ngobrolnya. Ya maklum aja, anak aktivis, banyak seriusnya.
Nah orang yang moodnya labil nih, si Harri namanya. Kadang jail banget, tau-tau muka kelipet, entah tuh moodnya kemana. Diajak ngomong cuma "heemmm hammm heeemmm" doang. Jadi gaje ngobrolnya.
Dan satu lagi yang paling kadang bikin jengkel, si Rifai. Usil dan jail juga, ngobrol A dibales C. Biasa aku istilahkan "freak".
Blackcobra, sebuah nama yang muncul ketika kami bertiga. Kita disatukan (akrab) oleh sebuah project untuk membuat aplikasi Android pada semester 1 (lupa-lupa ingat semester berapa). Diajak si Harri, nawarin mau diambil enggak ? lumayan katanya. Si Harri yang notabenenya belum pernah membuat aplikasi berplatform android, akhirnya mengajak saya (padahal baru kenal dunia pemrograman mobile belum lama) dan Rifai untuk ngetim buat menyelesaikan project. Yasudah, yang penting yakin. Akhirnya diambil dan Alhamdulillah selesai.
Dan sampai saat ini ketik ada project, seringnya kami garap bertiga.
Di semester 5 ini, kami sepakat untuk selalu sekelompok terus.
Teman rasa sahabat. Teman yang selalu ada. Alhamudlillah Allah mempertemukan orang-orang yang punya semangat tinggi tuk meraih asa, visi misi yang bisa dibilang sama, jiwa yang selalu ingin maju dalam hal apapun. Semoga pertemanan persahabatan ini langgeng terus, berkah. Aamiin
Sosok tiap individu yang berbeda-beda. Mulai dari Gustiani. Jika sudah kenal dengan anak tersebut, tak heran kamu akan bilang "ini anak ceriwis jail amat yah". Statusnya yang nggak jelas ini, kadang membuatku bingung, entah jomblo entah sudah punya pacarpun aku tak tahu, karena keseringan diam untuk soal teman dekatnya.
Lanjut, saya kenalkan cewek lagi namanya Mutia. Dia juga sama ceriwis dan jailnya kaya Gustiani. Ditambah lagi kalau udah curhat. Lama selesainya pokoknya, ada aja yang mau di ceritain, sampai kadang ngantuk dengerinnya.
Satu lagi, dia adalah Husen. Kalem nih anak, kalau udah ngomongin soal gadget dan komputer, ya nyerucus aja. Apalagi ditambah koneksi wus wus wus, ujan. Bisa nginep di kampus tuh anak.
Pencerahan berawal dari kita berempat yang ikutan sebuah event Merdeka Dengan Kode chapter Wonsoobo. Awalnya saya diajak seorang teman dari komunitas Wonosobo untuk jadi Volunteer. Lalu saya ajak lagi beberapa teman di kampus saya untuk ikut jadi Volunteer acara, ngajak yang kelihatannya mau diajak saja. Dan dapatlah si Harri, Rifai dan Alan. Selang waktu jadi volunteer, saya dan Alan malah tertarik untuk jadi partisipan lomba.
Keakraban kami mulai dari acara tersebut, berlanjut sampai sekarang (dan sampai kapanpun).
Banyak sekali yang kami bahas ketika berkumpul. Kadang serius kadang canda. Ngobrol ngalor ngidul. Banyak ide yang ingin kami realisasikan.
Kadang suka aneh ketika sama Alan. Banyak seirusnya. Ketika ngajak canda bukannya ketawa ketiwi malah dibalas serius, kan jadinya krik-krik nih ngobrolnya. Ya maklum aja, anak aktivis, banyak seriusnya.
Nah orang yang moodnya labil nih, si Harri namanya. Kadang jail banget, tau-tau muka kelipet, entah tuh moodnya kemana. Diajak ngomong cuma "heemmm hammm heeemmm" doang. Jadi gaje ngobrolnya.
Dan satu lagi yang paling kadang bikin jengkel, si Rifai. Usil dan jail juga, ngobrol A dibales C. Biasa aku istilahkan "freak".
Blackcobra, sebuah nama yang muncul ketika kami bertiga. Kita disatukan (akrab) oleh sebuah project untuk membuat aplikasi Android pada semester 1 (lupa-lupa ingat semester berapa). Diajak si Harri, nawarin mau diambil enggak ? lumayan katanya. Si Harri yang notabenenya belum pernah membuat aplikasi berplatform android, akhirnya mengajak saya (padahal baru kenal dunia pemrograman mobile belum lama) dan Rifai untuk ngetim buat menyelesaikan project. Yasudah, yang penting yakin. Akhirnya diambil dan Alhamdulillah selesai.
Dan sampai saat ini ketik ada project, seringnya kami garap bertiga.
Di semester 5 ini, kami sepakat untuk selalu sekelompok terus.
Teman rasa sahabat. Teman yang selalu ada. Alhamudlillah Allah mempertemukan orang-orang yang punya semangat tinggi tuk meraih asa, visi misi yang bisa dibilang sama, jiwa yang selalu ingin maju dalam hal apapun. Semoga pertemanan persahabatan ini langgeng terus, berkah. Aamiin
Comments
Post a Comment