Obat Gangguan Pencernaan
Hari raya idul Fitri adalah acara sakral untuk silaturahmi saling maaf-memaafkan. Adat budaya yang tidak bisa dilebur dari jati diri agama Islam di Indonesia (Islam NUsantara). Halal bihalal keliling ke saudara-saudara nan jauh. Sambangi keluarga sambil membawa segepok niat permintaan maaf lahir dan batin. Yang masih anak-anak plusnya dapet uang saku lebaran. Keberuntungan masih ada pada orang yang udah gedhe seperti saya, kadang masih dapet uang saku walaupun cuma untuk mbakso satu kali. Kumpul keluarga dengan penuh canda tawa suka cita. Bisa berkumpul dari canggah sampai cucu cicit. Ngobrol ngalor ngidul ngetan ngulon. Hal yang kadang bikin saya risih adalah ketika ada saudara yang bercerita membanggakan anaknya sendiri sampai tak terasa sudah 3 gelas sirup habis diminum dan habis 1 toples Khong Guan sambil cerita. Tak ada yang salah, cuma kurang begitu mengenakan. Bukan iri, tapi seperti kurang pas. Karena tak semua keluarga yang kumpul seperti dia keadaannya. Menjadikan kesenjangan keluarga. Tak mau meleber lagi. Ketika sudah lelah bercerita panjang, saatnya makan bersama.
Makanpun tak terkontrol, seperti orang balas dendam di hari raya setelah berpuasa sebulan penuh. Semua menu makanan ngumpul di satu piring. Makan lahap seperti orang kesurupan. Padahal ini baru di rumah saudara pakdhe pertama. Belum halal bihalal kesaudara yang lain. Selesai makan, pamit lanjut halal bihalal ke saudara lain. Disana sini makan mulu. Sampai berdiri pun kadang terengah-engah tak mampu. Akhirnya tergeletak sambil menyelonjorkan perut yang penuh berisi. Bersndawa sampai tak terhitung. Gejala pencernaan yang tak waras mulai muncul. Ini baru hari pertama. Hari keduanya lanjut lagi halal bihalal. Makan minum tak terkendali lagi. Dan sampailah dimana keadaan tepar mengeluh sakit perut dengan sendawa yang rasanya getir seperti muntahan. Tak terasa penyakit diare kembung dan lain sebagainya menghinggap. Kasih minyak telon, minum obat sakit perut pun tak kunjung mereda. Saya sendiri punya tips mengobati penyakit seperti ini, salah satunya adalah dibawa puasa. Jujur saya sendiri punya penyakit pencernaan yaitu maagh, obat apapun kurang meredakan penyakit yang saya alami ini. Sayapun berinisiatif untuk melakukan puasa. Dan Alhamdulillah dengan berpuasa, sakit pencernaan saya sudah jarang sekali muncul. Lewat puasa ini berat badan saya Alhamdulillah naik beberapa kilo.
Jadi, ketika kamu mengalami penyakit pencernaan yang tipenya masih ringan dan tidak perlu pertolongan darurat, bawa saja badanmu berpuasa. Bisa puasa Senin-Kamis, puasa Daud atau untuk bulan Syawal ini berpuasalah Syawal, menghindari makan minum yang tak terkontrol juga menambah pahala (InsyaAllah).
Selamat hari raya idul Fitri
Comments
Post a Comment