Semua Itu Butuh Praktikum

Hamdalah wasyukurilah 
Alhamdulillah. Hari ini bertepatan dengan tanggal 29 Ramadhan. Menurut kalender syamsiyah di rumah, nanti sore  ketika terbenamnya matahari sudah memasuki bulan baru yaitu bulan Syawal (keinget pak Syawal satpam kampus yang sukanya ngajak ngobrol sama saya :v ). Orang-orang akan berburu bilal sore hari nanti. Banyaknya orang yang melihat bilal akan menjadi penentunya. Tak bisa dipungkiri di Indonesia khususon agama Islam banyak macam aliran. Sehingga dalam penentuannya juga bermacam-macam, ada yang menganut rukyat saja, ada yang menganut hisab saja, ada pula yang dua-duanya, ada juga yang menganut budaya nenek moyang. Kalau saya sih ngikut pemerintahan saja, selagi pemerintahannya masih beres. Penentuan hari raya esok akan disahkan oleh pemerintah disidang isybat nanti malam. Nah setelah ketok palu dari pemerintah, tak lama takbiran akan saling sautan. Di kampung saya biasanya ada takbiran keliling. Dan saya jarang ikutan. Entahlah, malu kalau mau gabung, soalnya kebanyakan cowok-cowok. Jujur, saya sendiri juga kurang gaul di kampung. Kaya orang terisolasi. Ya maklum sih, rumah emak bapak bukan di tengah-tengah desa, lebih tepatnya di pinggir, pinggir jalan raya. Udah gitu, deretannya cuma 4 rumah. Sepi beut dah.
Anyway malam takbiran nanti terakhir ngumpulin tugas. Serius, ini tugas serasa mimpi buruk. Waktunya tenang buat persiapan hari raya, masih aja ada hantu. Kawan-kawan tak kalah bingungnya, pada kelabakan ngerjain tugasnya. Ya gimana nggak kelabakan ya, faham juga kagak sama tugasnya. Sorry bro, saya faham akan keadaan kalian semua. Sama sama-sama kaya saya. Bingung tak terarah. 
Kuliah nggak jelas, materi blabas nggak tau kemana, tugas semena-mena. Kaya robot. Teori mulu nggak ada praktik. Praktik kilat cuma dari dosen. Penjelasan cuma masuk kanan keluar kiri. 
Sebenarnya mau tugas seberat apapun ketika kita banyak praktiknya akan terasa mudah, karena kita sudah sering troubleshooting, sudah banyak faham trial errornya dan faham bagaimana cara menyelesaikannya. Mau masalah error seberat apapun juga bisa ditangani. Tapi, ya gini deh, balada kuliah kebanyakan teori. Sampai kembung nggak bisa tercurahkan, kurang diimplementasikan ke dunia ghoib nyata.
Jadi salah siapa ?
Tenang-tenang, nggak ada yang salah.
Ini kalau kita bisa inisiatif belajar sendiri, kita mampu kok.
Jangan ada saling salah menyalahkan, mari instropeksi diri.
Sudah sampai mana kita mau belajar memenuhi kebutuhan betapa hausnya kita akan ilmu.
Bukan melulu menyalahkan dosen, kita belum faham itu wajar, kita belum bisa itu wajar, semua itu butuh proses yang panjang.
Ingat, mengutip dari kitab ta'lim muta'alim adab dan syarat mencari ilmu itu adalah waktu yang lama dan hormati guru.
Belajar sendiri tak apa, ketika butuh sesuatu tanyalah, hampirilah carilah kawan carilah guru yang menurutmu mampu bisa memberikan solusi. Jangan diempet sendiri. Diempet sendiri jelas bukan memberi solusi tapi menambah beban pikiran. Keluh kesahkan dengan Allah dulu, baru cari kawan atau guru. Semoga kita tetap menjadi pribadi yang haus akan ilmu. Dengan ilmu kita bisa berbagi, dengan ilmu kita akan kaya dan tetap rendah hatilah.
Dan selamat Hari Raya Idul Fitri 1438H, mohon maaf lahir dan batin yang setulus-tulusnya atas tindak tanduk saya selama ini. Baik yang kenal ataupun yang tidak selamat hari raya :)

Comments

Popular posts from this blog

5 September 1 April

Tradisi Ruwatan Rambut Gembel Dieng, Wonosobo

Semua Ada di Sholat Istikharahmu