5 September 1 April
Ada momentum yang tak pernah terlupakan.
Antara 2 insan yang sedang mencoba menampakkan diri dan mencoba memperkenalkan diri lebih dekat.
Akupun takut waktu itu ketika ada ajakan untuk menemani makan.
Aku menyanggupi dengan perasaan tak enak dengan Rabbku.
Semoga bukan suatu hal yang mungkar.
Jarangku menemani makan berdua kecuali dengan seorang wanita.
Adalah pertama kali makan bersama denganmu
Aku gugup hatiku tak karuan inginku lekas pulang.
Tak mampu aku menatap wajahmu.
Selalu ku buang muka ke sudut tak menentu.
Untuk menghindari sesuatu.
Menemani makan soremu, tapi aku tak ada selera makan sama sekali.
Karena aku sedikit merasa sedang tak enak badan.
Memanfaatkan momen untuk sekedar saling bertukar cerita, makan dan memberikan oleh-oleh yang pernah aku sentil dan ternyata benar untukku.
Sungguh waktu itu aku hanya iseng sekedar ingin chat dan canda saja.
Dan diluar sangkaanku, kaupun menepatinya.
Terimakasih atas ajakan dan oleh-olehnya itu.
Sampai kini masih ku pakai setiap hari.
Ketika ku pakai selalu teringat waktu ini.
Memori yang terus melekat di hati.
- 5 September
Di siang hari hapeku berdering nada SMS.
Dimana jarang sekali ada SMS masuk, akupun langsung membukanya.
Kaget tak disangka itu salam darimu.
Aku jawab berbalas salammu itu.
Hingga SMS itu bermaksud untuk mengajak ngobrol dan sharing.
Hatiku bimbang ketika akan membalas antara mengiyakan atau bilang tidak dengan ajakan tersebut.
Jariku selalu menghapus ketikanku.
Dan akhirnya yang terkirim adalah mengiyakan ajakan tersebut.
Hingga semalam suntuk aku tak nyenyak tidur.
Bagaimana ini ya Allah ?
Tibalah waktunya, aku datang di tempat yang sudah dikabari sebelumnya dengan rintik hujan nan syahdu.
Sampai di tempat perasaan yang tak karuan muncul, gerogi, dingin dan hati selalu berdegup kencang.
Aku cari kamu, ternyata kamu sudah menunggu ku di sana.
Lagi lagi aku selalu buang muka, tak berani menatap.
Hingga kamu mengutarakan maksud dan tujuanmu.
Akupun tak bisa berkata-kata menjawabnya.
Terbungkam tiba-tiba mulutku, tak tau harus mengeluarkan kata apa.
Selera makan pun langsung hilang entah kemana.
Aku bingung.
Aku speechless.
Aku senang.
Aku bahagia.
Semua menjadi satu, bagai gado-gado.
Aku minta waktu untuk menjawabnya.
Tak terasa 1 jam sudah dan kita pulang ke masing-masing tujuan.
Aku sampaikan kepada ibu bapakku.
Mereka hanya memasrahkan kepadaku, mana yang terbaik menurut ku.
Dan aku curhat dengan Rabbku.
Semalam suntuk aku tak bisa tidur nyenyak lagi.
Nafsu makan pun hilang entah kemana, yang terganti dengan rasa bahagia sukacita yang berlebihan.
Batinku lebih condong untuk mengiyakan.
Pagi itu aku mengetik jawabanku.
Yang semoga diridhoiNya.
Menjadi jawaban terbaikku untukmu.
Sampai sekarang selalu kubaca pesan SMS itu, yang mengingatkanku akan perasaan campur adukku waktu itu.
- 1 April
Comments
Post a Comment