Ketika Ada Yang Belum Terlaksana
Entah jadi hari apa hari ini. Sampai bingung mau disebut hari apa. Ada saja cerita dari pagi sampai sore hari ini.
Dimulai dari dini hari. Niat hati mau bangun lebih awal untuk persiapan hari Kamis, nggak kerasa bangun kesiangan, bangun kurang 5 menit menuju adzan Subuh. Secepat kilat basuh muka pake air (iyalah pake air masa pake pasir). Usai subuh aku buka laptop curi kesempatan belajar (otodidak method). Sampai tak terasa jam dinding menunjukkan pukul 7. Lanjut bersih-bersih rumah (jadi Mak Ijah). Usai bersih-bersih baca buku bentar. Alarm berdentang menunjukkan pukul 08:15, artinya usai sudah aku baca buku. Lekas aku mandi, secepat kilat lagi aku langsung siap-siap berangkat. Karena sudah ditunggu Bulik mau berangkat bareng, aku disuruh mengantar ke sekolah anaknya yang sedang ada rapat wali murid (tukang ojek detected). Sampai akupun tak sempat untuk 2 raka'at. Bukan tak melalaikan ataupun acuh. Benar-benar tak sempat dan tak enak hati karena sudah ditunggu Bulik yang padahal acara rapat wali murid pukul 8 sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul 08:40 (ini bukan karena aku, akupun tak tau jika acara jam 8, tau-tau udah ditunggu aja). Tak seperti biasa, sepanjang perjalanan rasa tergesa-gesa menyelimuti tak karuan. Entah apa sebab musababnya seperti dikejar sesuatu. Sampai aku teringat, aku tadi belum 2 raka'at. Hal yang sudah biasa kulakukan, jika sekali ditinggal rasanya seperti ada yang ganjil tak enak di hati sepanjang hari ( serius nggak enak ). Karena ini kebiasaan yang menjadi kegiatan awal dari segala kegiatan, tanpa ini, seperti ada yang kurang. Setelah mengantar Bulik, aku lanjut ke rencana awal untuk service motor ke bengkel langganan. Saat perjalanan ke bengkel aku coba merogoh saku, meraba uang dan meramal nominal uang yang ada disaku. Uang untuk mengisi bensin. Hmmm... Aku yakin cukuplah untuk sekedar mengisi beberapa kali perjalanan, soalnya nggak bawa uang cash banyak. Belum sampai di pom bensin, ada suara barang jatuh di sekitar motor. Ku tengok ke belakang, duh Gusti, hapeku ambrol. Hapeku jatuh di aspal membelah diri menjadi 3 bagian. Terpelanting terhempas terjun bebas dari saku jaket. Alhamdulillah, nggak ada yang rusak cuma lecet bagian casing doang, bener bener hape canggih wkwkw. Sampai di pom bensin, masih aja pake tingkah laku tak karuan. Kaki sedikit tersandung dengan dashboard depan, duhhh Gusti ono ono wae. Selesai isi bensin, lanjut ke bengkel, sampai di bengkel, perasaan belum juga hilang, belum lega masih carut marut rasanya. Ditambah nekat cuma bawa uang nggak seberapa untuk biaya service. Cuma modal yakin, semoga bayarnya nggak diatas duit yang ku bawa. Di bengkel dari jam 9 sampai jam 11 baru usai service motor. Waktu yang lumayan untuk ditinggal masak dan makan, plus cuci piring, ditambah untuk tidur. Lama bener dah, 2 jam ditinggal baca buku dengan perasaan yang masih sama seperti tadi. Di bengkel ada fasilitas WiFi, kebetulan juga bawa laptop. Sekalian nyari tutorial plus ngelarin kerjaan nih batinku. Dan bukan Fitri kalau nggak sehari-hari nggak bawa laptop, ibarat udah kaya belahan jiwa tangan ( tangan kanan maksudnya ). Tapi ketika buka laptop hatiku tambah nggak karuan lagi, bak piring pecah, makpyarrr ... booting cuma mentok muncul logo brand. Berdegup kencang dan otak serasa membeku, perasaan tadi pagi nggak gini deh. Kok jadi stuck gini laptopnya, nggak mau nyala booting Windows. Hmmmm... Pikirku ini pasti hardisknya deh yang kena. Aku langsung ngontak temen mau minjem obeng buat bongkar laptop nanti setelah service motor. Ah yasudahlah tutup laptop, lanjut baca buku lagi. 2 jam nunggu akhirnya ada orang memanggil namaku. Alhamdulillah, selesai juga nih. Pas dikasir suruh bayar ganti oli. Wah deg degan lagi nih hatiku, takut bayar lebih dari uang yang kubawa, macem malu kalau kurang bayarnya haha. Ya sih nggak terlalu khawatir, soalnya tadi ada temen lagi service juga. Bisa minjem dulu barangkali uangku kurang. Dan service motor akhirnya selesai.
Anyway pas dibengkel tadi, ada seorang pekerja yang sedari awal aku datang sampai duduk sampai aku keluar bengkel, curi-curi pandang aku terus. Sumpah nggak enak banget. Udah gayanya sok cakep banget lagi, dari tadi nata rambut mulu pula. Saking risihnya, aku keluar bengkel seraya berlari dan bergidik merinding ngeri sambil komat kamit istighfar. Akupun langsung ambil motor dan bergegas ke rumah teman.
Aku ngajak temen cewek buat ke rumah temen cowoku ini. Bawa temen buat jaga-jaga barangkali ada omongan orang lewat yang nggak diharapkan.
Sampai di kos temen. Aku langsung ambil basuh muka dan langsung 2 raka'at. Melegakan hati yang sedari tadi berkecamuk tak karuan. Usai 2 raka'at, beuuuhhhh tenang banget dah, bener bener lega. Setengah jam kemudian Dzuhur. Langsung Dzuhuran sekalian. Ba'dha Dzuhur langsung otewe ke rumah temen. Tanpa basa-basi langsung bongkar laptop. Copot pasang hardisk ke laptop temen, nyala ! Oh berarti hardisk ku aman, sempat tadi kepikiran kalau hardisk ku ini bad sector. Alhamdulillah, cuma kabelnya aja yang longgar. Copot pasang diidupin lagi dan akhirnya nyala lagi. Asli lega banget, sempat kepikiran pula tadi, kalau benar ternyata rusak, beli lagi, datanya ilang, aaaarrgggghhh... pasrah aku. Alhamdulillah, Rabbku ngijinin laptopnya idup lagi. Thank's God. Syukron ya Rabb. Akhirnya nggak galau lagi.
Dirasa sudah cukup mainnya. Jam 3 pulang. Pamitan dan tak lupa mengucapkan kata terimakasih telah bersedia menjadi tempat pembongkaran laptop ku ini. Sampai rumah berasa capek, langsung istirahat tidur. Ashar berkumandang, bangun terus sholat, ngumpul keluarga sambil menikmati sore dan menunggu adzan Maghrib untuk berbuka. Alhamdulillah nikmatMu ya Rabb, Syukron katsir ya Rabb ;)
**** Catatan antah berantah dengan kata yang carut marut, sekedar untuk pengisi waktu melepas penat.
Comments
Post a Comment